Selasa, 09 Februari 2010

ITUKAH PILIHAN?


Manusia dilahirkan itu, berawal dari sebuah pilihan. Hidup ini selalu diliputi pilihan dan kesepakatan. Pilihan itu, sering orang berikan dengan berbagai macam pertimbangan dan kesepakatan. Pilihan diberikan, karena dirasa ada satu hal yang berbeda dibandingkan dengan sesuatu lainnya yang terlihat secara abstrak maupun nyata.

Pilihan, bukanlah suatu hal yang muda untuk bisa dilakukan dan diberikan kepada setiap hal yang akan kita tetapkan suatu putusan, khususnya dalam pilihan menentukan pasangan hidup. Banyak sekali pertimbangan untuk dapat menetapkan pasangan hidup, mulai dari pertimbangan kenyamanan, keamanan, ketentraman batin penentu pilihan itu, juga persetujuan orang tua dan keluarga besar, jika kebetulan kita berada dalam naungan keluarga berdarah biru (elit).

Pilihan era sekarang, ternyata masi bergandengan dengan jadul (jaman dulu), dimana orang masih melihat asal-usul pasangan yang akan dipilih oleh putra-putrinya hanya sebatas fisik dan harta serta seberapa besar persentase kemampuan calon menantu itu bisa memberikan kebahagian, khususnya bagi wanita yang akan dijadikannya sebagai pasangan hidupnya (saat ini masih ada).

Islam mengajarkan bagaimana cara memilih pasangan hidup, sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah, yang artinya " Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) (QS. An Nuur: 26).

Setelah membaca ayat di atas, jangan dimaknai secara konteks tual saja. Namun,jika coba kita telaah secara fenomenal kehidupan. Tidak sedikit kita manusia yang melakukan kesalahan yang membawa kejurang kesesasatan, seperti melakukan hubungan di luar nikah dengan pasangan hubungan kita. Bagi siapapun yang pernah melakukan hal tersebut. Bukan berarti kita sudah pasti akan mendapatkan calon yang juga sama dengan kita. Namun, ingatlah bahwa Allah Maha Menerima Taubah hamba-Nya yang memohon ampun kepada-Nya.

Maksudnya, hubungan semacam itu dihentikan dan memohon ampun kepada-Nya. Hanya saja, fersi manusia yang selalu merasa lebih tahu, sering melontarkan kata-kata yang tidak enak didengar. Ingatlah, kesalahan dan dosa seperti kejadian di atas. Itu adalah dosa hamba kepada Tuhan-Nya, untuk itu bukankah yang berhak dan pemberi ampunan itu hanya Allah semata.

Sebaliknya, jangan karena peristiwa itu menjadi manusia yang pasrah dan putus-asa dengan berpikir tidak ada harapan lagi untuk mendapatkan pasangan yang lebih baik. Tapi, kita pun juga bisa menjadi pasangan seperti ayat terakhir, bila kita bertaubat dan baru kemudian menikah dengan pasangan hidup kita. Ingat, jangan pernah jadikan kesalahan dan dosa itu sebagai sumber pembenaran untuk kita lebih tersesat dan bermalam dalam dunia gelap lebih lama. Karena penguasa kehidupan ini, adalah Allah dan yang Tahu takdir itu hanya Allah, kita sebagai manusia sudah menjadi kewajiban untuk selalu bersabar dengan tetap berusaha berada di jalan yang benar dan diridhai-Nya dengan diberikan petunjuk-Nya.

Tulisan ini, bukan mermaksud memihak kepada pelaku. Namun, bermaksud memberikan pencerahan agar dunia gelap itu, tidak semakin marak karena alasan Aku sudah tidak lagi suci atau hal lain, yang sebenarnya masih bisa diuasahan untuk dapat menempuh jalan yang akan membawa kita dalam kehidupan yang penuh kebahagiaan, kenyamanan, dan selamat dunia akhirat, amien...