Kamis, 10 Desember 2009

RASA ITU BERSEMANYAM DALAM SANUBARI

Berbicara masalah rasa, bila diukur dengan indra perasa maka kita tahu ada rasa asam, manis, asin, dan pahit. Selain jenis rasa ini, apakah Anda pernah mendengar orang sering merasa pedas, sakit hati, rasa jengkel, rasa kecewa, rasa cemburu, rasa sayang,rasa memiliki dan rasa cinta.

Secara biologis, rasa yang sebenarnya adalah empat jenis rasa yang disebutkan di awal. Apakah rasa lain itu merupakan rasa, tapi penulis lebih setuju bila selain empat rasa itu kita golongkan sebagai suatu keadaan dimana lebih dominan dikendalikan oleh suasana hati sebagai indra pengatur seluruh aktivitas kegiatan hidup kita lanyaknya sebuah inti sel.

Hati sebagai organ penggerak dan driver kehidupan ini, harus mampu kita kendalikan dengan baik, sehingga kita pun juga dapat menginterpretasikan aktivitas dan segala hal positif yang akan menstimulus indra lain termasuk cerebellum dan cerebellum kita, yang selalu dialiri oleh listrik penghantar yang dikenal dengan istilah "implus".

Rasa yang bersemanyam di sanubari seorang insan lanyaknya, sebuah intan permata yang tertimbun lumpur. Rasa itu akan berwujud baik, bila kita asah dengan media pengasah yang baik, begitupn sebaliknya. Jangan biarkan rasa itu mati begitu saja tanpa diberikan kesempatan tuk menghela nafasnya. Rasa lanyak sebuah mesin yang akan nyala, ketika diberikan bahan bakar yang cocok dan sesuai dengan kebutuhannya.

Manusia tak ada yang sempurna, begitu juga dengan rasa. Bagi siapapun yang merasa mampu mengendalikan rasa itu dengan baik, maka bersyukurlah dengan sebenar-benarnya rasa syukur kepada Sang Pemelihara Rasa.

Rasa itu mampu menerobos pori-pori kalbu yang berbalut untaian otot polos yang merangkai menjadi jaringan pelapis sanubari kita, yang mampu mengenalikan seluruh proteksi (virus, bakteri, dan parasit) yang dapat melumpuhkannya dari kebenaran dalam berlogika dan berpendapat serta saat menstimul otak menyuruh efektor menanggapi sebuah rangsang yang tirerjemahkan berupa gerakan, mengeluh, atau bahkan marah.

Rasa tak ada yang mampu mengendalikan selain pemilik dan penciptan-Nya. Rasa begitu indah saat datang dan begitu menyedihkan bila harus dikenang dan menjauh dari fakta dunia kehidupan ini.

Rasa itu akan hambar, bila bumbunya pudar menjelma menjadi aus dan usang, yang hanya menyisahkan penyakit hati yang membiuas sistem organ dalam tubuh, sehingga kehidupan dan aktivitasnya tak lagi berjalan dengan baik, bahkan menimbulkan penyakit komplek yang mematikan dengan gansnya.

Strategi yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan rasa yang selalu mencumbu pasangannya dengan pelukan mesra, lanyaknya angin menyapa rumput dan embun membasahi bumi dengan tetesannya yang empuk. Rasa juga mampu melumpuhkan dan bahkan menjadi virus yang lebih ganas dari HIV-AIDS yang akan merusak fungsi immun tubuh pemiliknya.

Hati-hati dengan semua rasa yang ada, aplikasikan rasa itu sebaik tempat semanyamnya dan sesuai dengan porsinya OK.

Rabu, 09 Desember 2009

Maafkan Empang

Seiring perjalanan hidup manusia, mulai saat tumbuh dan berkembang di dalam perut hingga menginjakka kaki di bumi ini, selama itu juga terjadi banyak perubahan yang begitu pesat pada diri kita sebagai manusia yang diberikan tanggung jawab untuk mengurus bumi dengan bijak.

Gelora asmara, mulai tumbuh dan menyelimuti dinding kalbu insan manusia sejak masa puber mulai datang. Dimana, saat itu semua aktivitas terpusat tuk meraih perhatian lawan jenis, mulai dari penampilan fisik, psikis, dan sosial-ekonomi manusia mulai terasa disorot massa, lanyaknya selebritis yang lagi banyak antri buat ngontrak periklanan.

Perubahan itu terjadi, kadang tidak kita sadari. Namun, apapun itu yang jelas evolusi hidup pasti dialami oleh setiap makhluk hidup. Pertumbuhan, nalar berpikir, kecerdasan, emosi, sosial, ekonomi, dan kemandirian.

Berbicara masalah kemandirian. Kadang kala, tak jarang sebagian dari kita sampai saat ini, ada yang masih takut tuk bepergian jauh, hingga harus menginap 2-3 hari di sebuah daerah yang asing atau menuntut ilmu ke negeri sebrang, hingga harus berpisah dengan Ibu-Bapak tercinta. Bagi yang masih lengkap kedua ortunya,bersyukurlah dengan benar-benar bersyukur. Karena keberadaan mereka begitu besar pengaruhnya bagi hidup kita.

Ibu mengandung, melahirkan, mendidik, sampai membiayai hidup kita. Namun, kita kadang kala tak menerima keberadaan keluarga kita,sehingga lebih memilih mencaci-maki mereka daripada menghormati, menghargai, merawat, dan tetap berada disisi mereka sampai kembali kepada-Nya.

Apakah mereka harus diambil dulu, baru kita akan sadar? Jangan sampai pikiran ini merasuk dalam benak kita, karena hanya akan ada penyesalan besar yang tak lagi berarti, karena bila itu terjadi maka kesempatan, mencintai bertutur mesra, merawat dan melihat wajah mereka sudah rapuh tak lagi bisa dilaksanakan, hanya do'a yang bisa menyambungkan dan tersampaikan kepada mereka.

Kita segera kembali, peluk mereka, cium mereka, dan bilang pada keduanya, kalau kalian sangat mencintai mereka, menyanyi mereka, dan minta maaflah kepada mereka sebelum tak lagi kau bisa mengatakan ucapan maaf itu, karena sudah lebih dulu mata keduanya tertutup dan fisiknya terkujur kaku berbungsung kain kafan yang akan menjadi temannya di alam kubur.

Sudahkah kita membahagiakan mereka?? dengan berkata jujur, dengan curhatan dari segala hal yang kita rasakan, canda-tawa bersama mereka? Jika belum, jangan pernah Anda merasa, Anda lebih nyaman curhat dan cerita sama sahabat dan teman dekat ataupun pacar Anda, karena sebenarnya teman, dan sahabat sejati itu adalah ortu kita sendiri, bukan teman, bukan pula sahabat, dan juga cowok/cewek kita, yang sering kita bangga-banggain.

Kita tidak pernah merasa puas dengan sekian banyak pengorbanan yang telah ortu berikan kepada kita. Pernahkah kita berpikir, bagaimana ibu menahan kantuk saat harus bangun tengah malam demi menyuguhi putra-putri tercintanya susu segar (ASI), bagaimana ibu harus menjaga dan mengopres kita, saat kecil kita lagi demam, bagaimana mereka membalut luka di lutut, saat kita jatuh karena bermain kita yang sembarangan?

Adakah diantara kalian yang dendam dan bahkan mengusir ortu kalian dari rumah? Jangan sampai hal ini yang terjadi di kehidupan Anda! Kita anak manusia, baru akan bisa membalas semua yang telah ortu berikan kepada kita, jika kita mampu menahan air yang berisikan air untuk tetap tidak tumpah saat kita memengang air itu dikala kita tidur (Rasullah menyampaikannya). Pikirkan saja, jangankan gelas berisi air bantal saja terkadang jatuh berada di bawah kasur/tempat tidur kita. Begitulah kebesaran pengorbanan seorang ibu-Bapak yang sudah membesarkan kita sampai kita sekarang tumbuh dewasa mengenal perkembangan sains dan teknologi, semua itu karena permohonan ortu kepada-Nya.

Berapa kali dalam sehari, kalian bertanya/berkomunikasi dengan ortu Anda? Jangan pernah katakan, satu kalipun tidak pernah! Karena kalian sungguh adalah orang yang tak mensyukuri orang tua Anda masi ada. Kalian pernah tahu, bagaimana mereka merindukan kita, menangis karena kita, memikirkan kita, dan senantiasa mengirimkan do'a demi keselamatan kita sampai lupa dengan keselamatan dan kebahagiaan dirinya?

Kita ingat bersama bagaimana mereka sudah mengorbankan jiwa raganya untuk kita semua. Jadi kalau kalian ditanya tentang seorang pahlawan, maka ibu-bapak kita adalah pahlawan sejati kita, bukan mereka yang gugur di medan perang. Karena saat ibu melahirkan kita, perjuangan itu begitu besar hingga kita terlahir ke dunia.

Ketika kita duduk di TK, ortu memberikan kita uang saku 1000 rupiah, kita selalu mengeluh ya...ibu, kok cuman 1000 rupiah?!

Ketika kita sudah masuk SD, dan saat itu Anda pulang dengan baju Anda yang kotor, dan ibu Anda bila "besok-besok jangan main kotor-kotor lagi ya....." Anda jawab "ibu-ibu gitu aja diomelin, Aku kan seneng Bu main sama teman-teman....."!

Ketika kalian sudah masuk di SMP/SLTP, kalian minta sama ortu dibelikan sepatu yang kren, biar gaul kanyak teman-temannya yang lain, ibu bilang "Nak, sing sabar yo....ibu belum ada uang, sabar ya....." Anda mengancam untuk tidak sekolah!

Ketika Anda mulai menempuh pendidikan di SMA/SLTA, kalian mulai minta HP-Lah atau hal lain yang mungkin tak dapat dipenuhi orang tua kita. Anda bilang "Bu...Bu, makanya jangan jadi orang miskin"!

Ketika saat ini kalian sudah kuliah, kalian menghambur-hamburkan uang untuk beli rokok, mabuk-mabukan, seks bebas, narkoba, dan hal lainnya yang semuanya menghancurkan batin orang tua kita!

Ketika Anda sudah berkeluarga. Anda masih merepotkan mereka dengan meminta diadakan resepsi yang megah, tapi ortu tidak dapat mengabulkannya. Anda membalas dengan tidak pernah berkunjung dan merawatnya!

Sungguh, jika semua ini terjadi pada diri kita, dan tak bersegar meminta maaf kepada mereka. Maka, tak tahu bagaimana kehidupan Anda nantinya. Jika Anda sekarang lagi megang HP, segera telpon Ibu-Bapak Anda dan tanyakan kabarnya serta ibu mau saya gimana?

Semoga tulisan ini, mampu menginspirasi dan menjadi pegangan buat kita, untuk selalu bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk dapat berbakti dan menyenang ortu kita.

Mak, Bapak Empang minta do'anya ya...semoga diberikan kemudahan dalam menjalani proses SKRIPSI ini, biar bisa cepat LULUS & WISUDA. Mak, Bapak maafkan Empang bila selama ini, mulai SD sampai sekarang kuliah, Empang jarang bertemu dan kita jarang bareng-bareng, Emak-Bapak pasti kangean banget sama Empang, karena kita dulu pisah tempat dan sekarang Empang juga masih diminta sama Emak-Bapak untuk melanjutkan kuliah, biar dapat ilmu pengetahuan yang banyak.

Mak-Bapak, semoga harapan Emak-Bapak dikabulkan oleh-Nya,Amien.....maafkan segala kesalahan yang pernah Empang perbuat, baik yang disengaja maupun yang tidak. Mak-Bapak terima kasih banyak, do'a Emak-Bapaklah! Empang bisa jadi seperti sekarang, kalaupun dari kecil kita lebih banyak tidak tinggal bersama, tapi Alhamdulillah do'a Emak-Bapak yang selalu mengiringi dan menginspirasi hidup Empang Mak. Amien...semoga kita sama-sama mendapatkan surga Allah nantinya.

Senin, 07 Desember 2009

Kecerdasan Kesulitan

Tatap hidup langsung ke jantungnya. Setiap gelap pasti berakhir. Bukankah di perujung malam selalu ada fajar?Bukankah badai selalu saja berlalu? Pernahkah Anda kebingungn sendiri melihat semua hal meleset dari rencana,kelam seperti menyelimuti kehidupn Anda,dingin seakan membekukan kalbu Anda,kala segala seperti tak berpihak,seolah tengah terhimpit di dasar kehidupn Anda/saat ini justru perasaan itu yg melanda diri Anda?

Itulah kesulitn yg sangat akrab dg hidup! Semakin tinggi tingkat kesulitn yg sedang kita hadapi,semakin besar pelajaran yg bisa dicermati.

Tersenyumlh & bergembiralh pd segla karunia hr ni.

Tidakkah matahari masi bersinar?
Tidakkah burung2 masi berkicau?
Tidaklah kita masi bebas menikmati segala rahmat dari alam-Nya?
Inilah core dari sebuah kecerdasan mengungguli rintangan hidup.

Sebuah kebulatan hati tuk terus mendaki,meski tapak kaki bak tersayat belati!
Inilah kecerdasn yg hrus kita miliki agar kita mampu mengubah kesulitn menjadi sebuah tantangn & hidup ini akan menjadi lebih berkualitas.

Pada saat kita mampu merespons segala kepahitan hidup dg cara yg konstruktif & meyakini bahwa reaksi kita terhadap apa pun yg terjdi,pada prinsipnya ada di bawah kendali kita. Ini akan berefek pd meningkatnya kekebalan tubuh kita terhadap penyakit,karena otak akan mengalirkan hormon-hormon pendorong kesehatan seperti catacholamine,corticosteroid bersama dg neurotransmitter2 lainnya dalam kadar yg tepat,ke seluruh tubuh kita.
When I can't handle events, I let them handle themselves "Aku t' ingin lagi memikirkan hidup yg sulit,biarlah hidup,sekarang yg memikirkanku".

Keikhlasan kita menerima hal-hal yg tak bisa dihindari memberikan kekuatan pd jiwa tuk dg tenangnya mengambil langkah-langkah yg bisa membawa kita pd pencapaian yg jauh lebih tinggi. Setelah jiwa kita berpelukn merasa dg kesulitan,maka kejernihan akan mengalirkan segala kedamaian. Kita kemudian menjadi pengontrol dari respons kita terhadap setiap aral yg merintang di jalan kita. Ini pada gilirannya akan berpengaruh positif & menyehatkan tidak hanya bagi jiwa,tapi juga raga kita.

Kecerdasan KesulitanBagikan

Tatap hidup langsung ke jantungnya. Setiap gelap pasti berakhir. Bukankah di perujung malam selalu ada fajar?Bukankah badai selalu saja berlalu? Pernahkah Anda kebingungn sendiri melihat semua hal meleset dari rencana,kelam seperti menyelimuti kehidupn Anda,dingin seakan membekukan kalbu Anda,kala segala seperti tak berpihak,seolah tengah terhimpit di dasar kehidupn Anda/saat ini justru perasaan itu yg melanda diri Anda?

Itulah kesulitn yg sangat akrab dg hidup! Semakin tinggi tingkat kesulitn yg sedang kita hadapi,semakin besar pelajaran yg bisa dicermati.

Tersenyumlh & bergembiralh pd segla karunia hr ni.

Tidakkah matahari masi bersinar?
Tidakkah burung2 masi berkicau?
Tidaklah kita masi bebas menikmati segala rahmat dari alam-Nya?
Inilah core dari sebuah kecerdasan mengungguli rintangan hidup.

Sebuah kebulatan hati tuk terus mendaki,meski tapak kaki bak tersayat belati!
Inilah kecerdasn yg hrus kita miliki agar kita mampu mengubah kesulitn menjadi sebuah tantangn & hidup ini akan menjadi lebih berkualitas.

Pada saat kita mampu merespons segala kepahitan hidup dg cara yg konstruktif & meyakini bahwa reaksi kita terhadap apa pun yg terjdi,pada prinsipnya ada di bawah kendali kita. Ini akan berefek pd meningkatnya kekebalan tubuh kita terhadap penyakit,karena otak akan mengalirkan hormon-hormon pendorong kesehatan seperti catacholamine,corticosteroid bersama dg neurotransmitter2 lainnya dalam kadar yg tepat,ke seluruh tubuh kita.
When I can't handle events, I let them handle themselves "Aku t' ingin lagi memikirkan hidup yg sulit,biarlah hidup,sekarang yg memikirkanku".

Keikhlasan kita menerima hal-hal yg tak bisa dihindari memberikan kekuatan pd jiwa tuk dg tenangnya mengambil langkah-langkah yg bisa membawa kita pd pencapaian yg jauh lebih tinggi. Setelah jiwa kita berpelukn merasa dg kesulitan,maka kejernihan akan mengalirkan segala kedamaian. Kita kemudian menjadi pengontrol dari respons kita terhadap setiap aral yg merintang di jalan kita. Ini pada gilirannya akan berpengaruh positif & menyehatkan tidak hanya bagi jiwa,tapi juga raga kita.

Rabu, 02 Desember 2009

Bertanya tentang Kehidupan

Benarkah perjalanan hidup ini adalah sebuah misteri bagi kita? Tak seorang pun mampu memberikan kepastian, karena semua yang terungkap hanyalah presepsi dari berbagai lapisan dan latar belakang yang berbeda. Perlukah kepastian dalam hidup kita temukan dengan mengetahui jawaban dari pertanyaan itu?

Perjalanan hidup itu pasti terjadi yang sebagian telah menjadi masa lalu, sekarang sedang kita lalui, dan sebagiannya masa depan yang belum terungkap. Orang bilang, masa lalu adalah pengalaman, masa sekarang gambaran masa depan apakah itu juga sebuah animo ataukah fakta? Tak ada yang tahu, karena hidup ini bercerita sejuta kisah pahit-manis kehidupan.

Bukan hanya permen nano-nano yang manis, asam, asin kehidupan begitu tampak indah karena perpaduan ketiga variasi rasa yang menembus dinding kalbu yang berlapis otot pelindung, sehingga tak mudah debu menerobos dinding itu, melainkan virus-virus hitam kelam itu yang mampu membuatnya tak lagi bercahanya.

Benarkah cahaya itu terpancar dari hati, selama sanubar itu suci lanyaknya embun pagi yang bening dan sejuk ketika indra menikmatnya, cahaya itu akan berubah menjadi lentera yang menerangi kehidupan, sehingga lorong-lorong sempit itu dapat dilewati.

Di lorong itu, semilir angin mengiringi langkah kaki yang sebentar melepas lelah, bahkan mata terlelap menikmatinya. Apakah ini kisah tentang kehidupan itu?

Marah Tak Berarti Benci

Masa kecil adalah masa dimana seorang anak bermain dengan penuh ceria dan kepercayaan tanpa mengenal rasa takut akan setiap permainan yang dimainkannya,karena kuatnya rasa ingin tahu yang merupakan fitrah bagi si kecil.

Orang tua sering khawatir ketika melihat tingkahnya yang lucu, senyumnya yang imut dan tangisannya bila terjatuh atau permainannya diganggu. Itulah hal-hal menyenangkan di mana kecil. Orang tua sering memarahi anaknya dan tak jarang yang mengoloknya dengan kata-kata yang sebenarnya tidak pantas untuk terucap baginya, seperti goblok, bodoh, punyak mata dipakek ya...atau menyalahkan benda yang menyebabkan si anak jatuh atau lantai yang terlalu licin, sehingga si kecil terpleset.

Pengalaman itu, masih teingat betul di benak pembaca saat ini. Jangankan masa kecil kita, sekarang bagi yang sudah menginjak dewasa atau yang sudah kuliah dan bekerja, mungkin masih sering dimarah sama orang tuanya. Jangan pernah kemarahan itu menimbulkan dendam, sehingga ada perasaan tak bisa menerima atau ingin membalasnya di kemudian hari.

Marah bukan berari benci. Bagi yang sudah punyak pasangan, mungkin kita sering dimarah sama pasangan kita gara-gara kita dibonceng sama cowok lain atau mungkin karena kita salah ngomongin cewek atau cowok lain yang tak sengaja berpapasan saat berjalan-jalan santai bersama pasangan kita.

Tak ada angin, tak ada hujan tiba-tiba pasangan kita marah-marahin kita hanya karena kita melirik cewek atau cowok lain. Itu artinya dia marah sahabat, makanya marah itu bukan berarti benci tapi pasangan atau orang-orang yang dekat dan mencintai kita marah sama kita bukan hanya karena dia benci, tapi karena mereka takut akan kehilangan kita. Menskipun sebenarnya bila waktu itu datang, maka kita pun akan pasti berpisah dengan semua yang ada di bumi tercinta ini.

Kita dicintai, mencintai itu sudah takdir yang dituliskan dan ada sebelum kita terlahir ke dunia. Jangan jadikan itu sebagai batu sandungan untuk kita menjadi lumpuh saat orang-orang tercinta itu pergi meninggalkan kita, dan dunia ini tak boleh menaklukkan kita. Pikiran tercipta untuk menaklukkan dunia yang kejam ini, namun untuk dapat menaklukkannya diperlukan kekuatan dan untuk menghimpun kekuatan itu kita butuh teman. Taklukkan dunia dengan kekuatan, tapi tetap bergandeng tangan untuk tetap kuat OK.