Senin, 31 Agustus 2009

OUTBOUN DI TENGAH KULIAH KERJA NYATA

Kegiatan outbound yang dilaksanakan oleh Mahasiswa UMM yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKN-T) di Desa Gemarang, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun ini bertemakan “Maju Terus Pantang Mundur”, yang diikuti oleh 100 siswa gabungan dari SDN 1 Gemarang dan SDN 4 Gemarang pada tangga 2 Agustus 2009 kemarin tepat dimulai jam 13.30 sampai jam 17.00 (WIB).

Kegiatan ini, menyusuri jalan setapak Dusun Beran, Desa Gemarang dilanjutkan memotong jalan raya yang ada di dusun ini, terus menyelusuri hutan hingga sampai di tempat finish. Peserta KKN-T kelompok 35 UMM selaku panitia, dibagi menjadi pendamping dan instruktur outbound, yang masing-masing jabatan itu mempunyai tanggung jawab yang berbeda demi kesuksesan acara ini.

Outbound ini, sebagai kegiatan pembukaan menyambut hari Kemerdekaan Indonesia ke-64 bekerjasama dengan masyarakat (Perangkat Desa, Kepsun, Karang Taruna, RT, dan RW) setempat, dimana pagi sebelum kegiatan berlangsung, semua mahasiswa bersama dengan warga setempat kerja bakti mempersiapkan tempat untuk kegiatan perlombaan 17 Agustus yang merupakan rangkaian dari sekian program yang dirancang sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat setempat.

Keunikan acara ini, terletak pada jarangnya diadakan kegiatan yang sama di desa apalagi di dusun. Outbound ini, diikuti oleh siswa asal Dusun Gemarang dan Dusun Beran, Desa Gemarang, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun. Antusiasme peserta terlihat pada saat mereka berusaha menyelesaikan game untuk tidak melebihi waktu yang sudah ditentukan. Rasa capek jelas ada, namun itu semua dihapuskan oleh permainan dan kucuran air mineral dan reward yang diberikan gratis oleh panitia, dan peseta tidak dipungut biaya pendaftaran, cukup dengan mendaftarkan diri ke Kakak-Kakak KKN-T Kelompok 35 yang bertempat di rumah Bu Tri dan Bu Kas, karena 30 mahasiswa yang mengikuti KKN-T ini dibagi menjadi dua tempat tinggal (kos).

Tujuan kegiatan ini, adalah bagaimana mahasiswa peserta KKN-T Kelompok 35 UMM ini, belajar menghimpun massa dan menggerakkan massa untuk dapat bekerja sama, sehingga diberikan beberapa permainan dalam outbound ini sebagai tolak ukur ketercapaiannya. Setiap pemenang masing-masing game diberikan reward (hadiah) berupa snack yang sudah dikemas oleh panitia.

Penulis sebagai salah satu peserta KKN, dapat mengambil beberapa pelajaran. Keirian bahkan ada, karena kegiatan yang sama hanya dapat diikuti pada kegiatan ekstrak kampus. Namun, adik-adik desa gemarang sudah dapat merasakan langsung sebagai wujud dari program bidang sosial budaya. Selain itu juga, dapat menjalin keakraban dengan adik-adik dan masyarakat setempat, sehingga kedatangan kami dapat diterima dan diberikan dukungan yang baik, maka program berikutnya mungkin akan jauh lebih semarak dan partisipasi masyarakat akan jaun lebih maksimal. Karena setelah kegiatan ini, akan ada “Nonton Film Laskar Pelangi Bareng”.

Outbound ini, memberikan kesan mendalam khususnya bagi teman-teman KKN 35, karena mampu membuka memori lama saat kami masi anak-anak, dimana permainan sebagai ajang pembelajaran bagi kami. Sehingga, melalui kegiatan ini kami dapat belajar mengkondisikan adik-adik yang masih usia SD, dan membelajarkan kekompakan, konsetrasi, simpati, saling menghargai, dan tolong menolong, yang diharapkan akan mampu menjadi bekal bagi mereka serta memori yang akan menggugah hati mereka untuk selalu, giat belajar dan mengaplikasikan semua sikap yang kami tanamkan dalam diri mereka sampai generasi awal sampai saatnya, untuk mereka gantikan.
LASKAR GEMARANG MENEROBOS KEMERDEKAAN RI KE-64

Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKN-T) Kelompok 35 yang ditempatkan di Desa Gemarang, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun ini, diselenggarakan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang mulai tanggal 22 Juli 2009 sampai 20 Agustus 2009, dengan tema “Menciptakan Masyarakat yang Religius, Humanis, Berpendidikan melalui Pribadi yang Unggul dan Bertanggung Jawab”.

Masyarakat desa, yang memiliki kekhasan dan fenomena kehidupan, mulai dari pemikiran, letak geografis, dan potensi alamnya menjadi sebuah tantangan bagi mahasiswa peserta KKN untuk membuat berbagai program kerja. Kegiatan ini, diikuti oleh 30 Mahasiwa yang dibagi dalam 3 bidang kegiatan. Program unggulan kelompok 35 ini, diberi tema “Laskar Gemarang Menerobos Kemerdekaan RI Ke-64”.

Dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-64, maka segenap peserta KKN membuat sebuah program sebagai media sosialisasi pentingnya pendidikan, khususnya mendidik anak di lembaga pendidikan yang mengajarkan tentang nilai-nilai agama. Untuk dapat menyelamatkan putra-putri Desa Gemarang. Minimnya pengetahuan warga setempat tentang ilmu agama, menjadikan mahasiswa berpikir maksimal untuk melakukan dan mencoba suatu terobosan, sehingga masyarakat di desa tempat KKN ini, dapat menerima dan mau melaksanakan apa yang akan mereka sampaikan tanpa rasa terpaksa.

Pemutaran film Laskar Pelangi yang belum pernah warga tonton di televisi, mampu menghayutkan mereka, sehingga mereka rela datang dan melepas lelah bersama anak-anaknya di depan layar lebar yang sengaja teman mahasiswa suguhkan , Selasa 11 Agustus 2009 kemarin, mulai pukul 15.15 sampai 17.30, menjelang adzan maghrib layar tancap sudah berakhir. Senyum dan tawa kecil menghias bibir warga, saat adegan lucu terlihat jelas dalam film ini.

Denias dan Upin-Ipin, sebagai film perdana untuk uji coba bioskop yang ditempatkan di Balai Desa Gemarang ini, mampu mengayutkan 235 penonton. Maka, Laskar Pelangi mendatangkan 500 penonton yang berasal dari empat dusun yang ada di desa setempat.
Pak Lurah sebagai petinggi desa, juga ikut tersenyum lega saat menyaksikan tontonan ini. Saat sambutan, beliau menyampaikan banyak terima kasih kepada mahasiswa KKN kelompok 35 yang telah membuka bioskop gratis, selain itu mau memberikan masukan, belajar, dan mendidik adik-adik sebagai bibit unggul yang siap menjadi “Laskar Gemarang” untuk menggantikan para tetua maupun pemimpin mereka di masa depan.
Saat diberikan penjelasan, banyak sekali pertanyaan terkait film tersebut, tentang bagaimana agar mereka dapat mempraktikkan segala pengetahuan dan pelajaran yang dapat diambilnya. Air mineral, chocolatos, dan permen yang sudah dibungkus dibagikan gratis oleh panitia pelaksana kepada segenap penonton. Dipersiapkan juga door prize (kaos, alat tulis) untuk mereka yang nomer kuponnya keluar saat diundi di akhir acara.

Suasana yang disetting seperti halnya di dalam bioskop, membuat suasana dan setting film ini menjadi lebih hidup. Senyum dan gelak tawa adik-adik sesekali terdengar saat melihat lakon Mahar yang terlihat sangat kocak. Banyak sekali hal-hal lucu yang memberikan didikan bagi mereka, untuk sekolah dan belajar lebih giat. Pembagian door prize di akhir acara, memberikan kesan terindah bagi mereka.

Penulis sebagai salah satu peserta KKN Kelompok 35 dan MC acara ini, dapat belajar cara mengkondisikan, mengarahkan, memotivasi, dan mengantarkan adik-adik dari empat dusun setempat, untuk dapat mengikuti pemutaran film dengan baik, sehingga pelaksanaan kegiatan ini tercapai dengan baik.
LAYAR TANCAP MASUK DUSUN BERAN - DESA GEMARANG

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKN-T) Kelompok 35 ini, menggelar sebuah acara “Nonton film Upin-Ipin dan Denias” di Dusun Beran, Desa Gemarang. Acara ini, dilaksanakan Jumat, 7 Agustus 2009, Pukul 08.00 sampai selesai (WIB) yang ditempatkan di Balai Desa Gemarang sebagai uji coba untuk persiapan program unggulannya.
Kegiatan ini, diikuti oleh Kepala Sekolah, guru SD dan guru TK setempat. Mereka membawa putra-putrinya untuk menonton bersama. Putra-putri TK 01 Gemarang (23 anak), SDN 01 Gemarang (82 anak), SDN 04 Gemarang (120 anak), sisanya perwakilan guru dan wali murid yang menemani putra-putrinya masuk sekolah, sehingga jumlah penonton seluruhnya ada 235 orang.

Kemeriahan terlihat sejak persiapan acara berlangsung, adik-adik sudah berdatangan ke tempat penyetelan film. Kepala Sekolah SDN 01 Gemarang yang diminta untuk memberikan sambutan dan mengantarkan penonton, berpesan agar anak-anaknya menyaksikan film yang akan diputar oleh peserta KKN-T Kelompok 35 ini, dengan sebaik-baiknya. Karena berhubungan dengan pendidikan, Ibu Kepsek mengharapkan dari film ini banyak pelajaran, pengetahuan, dan pengalaman mendidik yang dapat diambil untuk diaplikasikan siswanya dalam menjalani kegiatan bersekolah dan belajar dalam kehidupan sehari-harinya.
Senyuman dan teriak kegirangan penonton terlihat, mulai film diputar. Saat diberikan penjelasan, banyak sekali mereka yang bertanya terkait film tersebut dan bagaimana agar mereka dapat mempraktikkan segala pengetahuan dan pelajaran yang dapat diambilnya. Air mineral, dan permen dibagikan gratis oleh panitia pelaksana untuk menyambut semangat adik-adik Desa Gemarang. Selain itu juga, dipersiapkan door prize untuk mereka yang berhasil menjawab kuis setelah pencerahan atau arahan film diberikan.

Pemutaran film perdana ini, dilanjutkan pada malam harinya mulai pukul, 18.30 sampai 21.00 (WIB) ditempat yang sama. Keheningan malam, menupang suasana dan setting film ini. Senyum dan tertawaan adik-adik sesekali tersentak saat melihat bagaimana Denias melakoni perannya, yang banyak sekali hal-hal lucu yang memberikan didikan bagi mereka, untuk sekolah dan belajar lebih giat. Pembagian door prize di akhir acara, memberikan kesan terindah bagi mereka. Adik-adik menantikan pemutaran film berikutnya yang akan dirancang lebih menarik sebagaimana yang berlangsung di bioskop yang biasanya dikonsumsi oleh mereka yang berekonomi menengah ke atas.

Penulis sebagai salah satu peserta KKN Kelompok 35 dan MC acara ini, dapat belajar cara mengkondisikan, mengarahkan, memotivasi, dan mengantarkan adik-adik dari dua dusun setempat, sehingga mereka dapat mengikuti pemutaran film dengan baik, yang akan membawa tercapainya tujuan pelaksanaan kegiatan. Pemutaran film ini, sebagai uji coba untuk persiapan pada program pemutaran film Laskar Pelangi yang akan diwujudkan sebagai program unggulan KKN kelompok ini. Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok 35 ini, mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman dari sekian acara yang sudah berlangsung maupun yang didapat langsung saat kegiatan ini dilaksanakan.
PAHIT MANISNYA KULIAH KERJA NYATA

Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKN-T) Kelompok 35 yang ditempatkan di Desa Gemarang, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun ini, diselenggarakan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang mulai tanggal 22 Juli 2009 sampai 18 Agustus 2009, dengan tema “Menciptakan Masyarakat yang Religius, Humanis, Berpendidikan melalui Pribadi yang Unggul dan Bertanggung Jawab”.

Masyarakat Desa Gemarang yang memiliki spesifikasi dan fenomena kehidupan masyarakat setempat, mulai dari pemikirannya, letak geografis, dan potensi alam yang dimilikinya menjadi sebuah tantangan bagi mahasiswa peserta KKN-T untuk membuat berbagai program kerja. Kegiatan ini, diikuti oleh 30 Mahasiswa UMM yang dibagi dalam 3 bidang kegiatan.

Fenomena kehidupan masyarakat setempat mampu memotivasi mahasiswa peserta kelompok 35 ini, untuk berkreasi mewujudkan beragam program meliputi; Keindahan Masjid Gemarang, Menelusuri Hutan Jati Gemarang, Outbound Bersama Anak-Anak Desa (Program Bid.Sosial Budaya); TPA-Ku Tempat Bermain dan Belajar Anak Desa, Desa Gemarang Bertabur Bintang (Program Bid. Keagamaan); Asyiknya Belajar dan Bermain Bersama Kakak KKN-T, Berlatih Pramuka dan Gerak Jalan Bersama Kakak KKN-T, Nonton Film Laskar Pelangi Bareng, dan Suara Anak Desa yang Elok Tuk Menyambut Kemerdekaan Indonesia ke-64 (Program Bid. Pendidikan). Selain itu juga, program unggulannya, berupa Usaha Pengolahan Buah Mangga untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, karena banyaknya petani mangga yang bertanam mangga. Hal ini, akan memberikan dampak positif pada pendidikan dan kesehatan masyarakat setempat pada masa mendatang.

Program yang ada, diharapankan dapat memberikan pelajaran bagi mahasiswa untuk belajar bersama masyarakat bagaimana kehidupan nyata di masyarakat, bermain, belajar, dan mengajar adik-adik di Desa setempat, belajar masuk dalam masyarakat untuk dapat menggerakkan sebuah paguyuban yang ada di masyarakat, sehingga tercipta masyarakat yang religius, humanis, dan berpendidikan sesuai dengan tema yang diangkat.

Pembersian masjid merupakan suatu program yang dilaksanakan untuk membersihkan masjid dengan cara mengecat dinding masjid, membuat kran air wudhu’, dan plang nama masjid. Hal ini, diharapkan menjadi suatu daya tarik bagi masyarakat setempat, untuk sholat berjamaah di msajid yang ada di ujung Dusun Beran, Desa Gemarang ini, karena masyarakat yang mayoritas bergama Islam sangat minim simpati akan pentingnya memperdalam agama dan mengajarkan anak-anaknya untuk belajar di lembaga keagamaan, seperti TPA, dan sekolah MTs yang ada di Desa ini.

Program bersama yang dikemas bersama KKN-T, 36 dan 37 yang ditempatkan di Desa Winong dan Desa Tawangrejo yang masih satu Kecamatan,yaitu Cerdas Cermat Antar Desa yang akan diwakili oleh 2 regu dari masing-masing sekolah yang ada di ketiga Desa tersebut, dan program lainnya berupa Bola Volly Antar Desa, yang diwakili oleh 2 Tim dari masing-masing Dusun dari ketiga Desa.

Penulis, sebagai salah satu peserta KKN-T Kelompok 35 ini, banyak sekali mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang belum pernah ditemukan dan diberikan di bangku kuliah. Karena melalui KKN-T ini, mahasiswa khususnya dapat belajar dan mengajarkan ilmu (teori-teori) yang didapat di perkuliahan selama belajar di Kampus. Selain itu, pribadi yang berbeda antar mahasiswa peserta menjadi suatu tantangan, bagaimana individu-individu yang ada tersebut mampu saling koordinasi, komunikasi, saling menghargai pendapat, mencari solusi bersama untuk mengatasi suatu masalah saat kegiatan berlangsung atau saat ada masalah yang sifatnya intern maupun eksternal, terkait bagaimana dapat mendekati dan membina adik-adik setempat untuk belajar bersama.
BENARKAH BANGSA INI SUDAH MERDEKA 64 TAHUN

Beberapa minggu yang lalu, Indonesia telah memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-64. Begitu berat perjuangan untuk meraih kemerdekaan dari tangan penjajah, namun seiring perjalanannya. Manusia Indonesia saat ini, tinggal meneruskan perjuangan itu. Sudahkah kemerdekaan ini kita syukuri dan diisi dengan praktik solidaritas dan simpati, untuk membangkitkan dan menghempas segala rintangan yang ada dalam perjalanan hidup bangsa ini?

Mempertahankan jauh lebih sulit, dibandingkan dengan merebut. Namun, itulah fenomena yang ada di Negara ini. Kemerdekaan sudah dipegang 64 tahun, sudahkan rakyat negeri ini merasakan ataupun mencicipi apa itu kemerdekaan? Merdeka tidak hanya bebas dari jajahan secara fisik, tetapi jiwa juga merasakan keamanan, kenyamanan, dan ketentraman. Warga masyarakat yang sulit mendapatkan nafkah hidup, apakah layak untuk kita katakan merdeka? Sama sekali tidak seperti itu kemerdekaan yang dimaksudkan.

Di satu sisi negeri ini sudah maju, namun banyak sisi yang bolong dan bahkan sudah ambruk, karena tak pernah disentu oleh para demokrat negeri ini. Akankah ini terus berlangsung sampai HUT Kemerdekaan bangsa ini 65 tahun mendatang?. Jangan pernah, terperosok ke jurang yang sama, karena itu sangat merugikan waktu yang sudah terlewati. Namun, strategi, efesiensi, dan teknik serta planning yang diikuti dengan kompetensi diri akan mampu mendobrak kegelapan para petinggi negeri ini, untuk tak mengambil untung dengan mematikan masyarakat sendiri, dan tak hanya memikirkan perut sendiri dan kalangannya saja.

Haruskah pemerintahan yang disalahkan, dengan terjadinya sekian peristiwa mengharukan yang dialami bangsa kita? Bukan saatnya lagi untuk saling menyalahkan dan mencari kebenaran. Karena bangsa ini membutuhkan pahlawan yang rela berkorban dengan jiwa, hati, dan raganya. Itulah yang diharapkan penduduk di negeri tercinta ini.

Akankah di era mendatang, dengan pemimpin bangsa yang beberapa bulan lalu sudah dipilih rakyat, akan mampu merubah keadaan negeri ini untuk cerah, senyum, dan memberikan aura kasih bagi segenap penduduknya? Tunggulah kedatangan itu. Tapi semua itu mustahil, jika peradaban birokrat tetap jalan ditempat. Keberanian untuk merubah pondasi dan teras pejabat negeri ini, adalah harapan yang harus segera direkomendasikan dan diwujudkan pemimpin Bumi Indonesia tercinta ini.

Rakyat yang dikatakan sebagai pemilik, pencetus, dan pengguna demokrasi bangsa ini. Selalu dipandang sebelah mata oleh pemerintah. Banyak sekali inspirasi mereka yang tak digurbis. Maka, rakyat tidak sepenuhnya salah begitu juga pemerintah kita. Namun jika keduanya terjadi kesinkronan, maka permasalahan negeri ini, lambat laun akan terminimalisir. Dan akan memberikan dampak positif bagi cita-cita bangsa, sehingga akan mudah diraih dan diwujudkan di Bumi Pertiwi ini.

Kemerdekaan yang sudah kita genggam, jangan hanya dipandang, dan dibelai saja. Tapi pernahkan kita berpikir bagaimana jika tangan ini diberi es yang sangat dingin. Karena begitulah bentuk jajahan yang dirasakan pada era sekarang ini. Banyak sekali doktrin-doktrin yang masuk dengan cara mudah ke negeri ini. Akibat yang timbul, begitu hebat bahkan tak jarang memusnahkan banyak pemuda sebagai generasi penerus.
Mengisi kemerdekaan tidak hanya dengan cara berdiri menghormat bendera selama empat puluh lima menit, mengadakan lomba di sana-sini. Namun, harus melakukan banyak hal yang jauh lebih memberikan nilai nasionalisme. Mulai saling membantu masyarakat yang kurang mampu, daripada menghabiskan uang untuk memperingati kemerdekaan dengan membeli berpuluh meter kain atau berates-ratus pohon bamboo hanya untuk mendirikan bendera. Tapi, perjalanan kehidupan, peradaban negeri ini tidak mengalami perbaikan dan inovasi. Maka, jangan heran jika suatu saat kemerdekaan itu hanya akan jadi kenangan belaka.